Jumat, 14 Oktober 2011

Masterplan Dam Raksasa Mulai Disusun

VIVAnews - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyelesaikan studi kelayakan pembangunan Jakarta Coastal Defence Strategy (JCDS) guna mengatasi masalah banjir. Salah satunya pembangunan tanggul (dam) raksasa.


Menurut Deputi Bidang Tata Ruang dan Lingkungan DKI Jakarta, Achmad Harjadi, butuh waktu delapan bulan untuk menyelesaikan studi kelayakan. Penyelesaian studi kelyakan ini dibantu pemerintah Belanda dengan memberikan dana hibah sebesar 4 juta Euro.
"Kini dalam tahap pembuatan masterplan secara keseluruhan. Belanda berkomitmen kembali membantu pembuatan rekonstruksi," ujar Harjadi, Senin, 3 Oktober 2011.
Tim JCDS yang menyelesaikan pekerjaan ini terdiri dari konsorsium konsultan Belanda dan dibantu beberapa ahi dari Kementerian Pekerjaan Umum (Kementerian PU ) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
"Perlu keterlibatan banyak pihak termasuk ITB dan Kementerian PU sebagai wakil pemerintah pusat," katanya.
Seperti sudah diketahui sebelumnya, banjir yang kerap menghantui warga Jakarta salah satunya akibat penurunan muka tanah (landsubsidence) dan kenaikan muka air laut.
Karena itu, ada beberapa opsi yang dapat diambil guna menyelesaikan persoalan tersebut. Opsi pertama pengelolaan banjir mengikuti pendekatan pengendalian banjir yang ada sekarang ini, di mana dilakukan penguatan dan peninggian tanggul pada lokasi garis pantai. Penambahan ruang terbuka biru untuk kolam retensi juga menjadi bagian dari rencana ini.
Opsi kedua, tanggul laut diintegrasikan dengan pengembangan daerah reklamasi dengan tetap membuka aliran sungai utama seperti Cengkareng Drain, Banjir Kanal Barat dan Banjir Kanal Timur, yang menuju ke arah laut.
Sedangkan opsi ketiga adalah membuat tanggul dengan menampung sementara keseluruhan air yang mengalir dari semua sungai yang melalui Jakarta dan kemudian dipompakan ke laut.
"Dari ketiga Opsi itu Pemprov cenderung untuk mengambil Opsi yang ke-3 dengan sedikit tambahan modifikasi opsi 1 dan 2," katanya.
Pembangunan tanggul pengendalian banjir juga akan dirancang sekaligus berfungsi sebagai jalan tol. Dari setiap arahnya mempunyai lima lajur. Dan ini diharapkan dapat mendatangkan pemasukan untuk menambah APBD.
Tanggul yang dirancang multiguna ini bisa digunakan sebagai jalan tol atau jalur kereta api sehingga juga bisa membantu permasalah transpostasi. Efek perubahan iklim membuat banjir dan penurunan permukaan tanah sedalam 20 cm setiap tahun.
"Ini akan membuat sebagian dari Jakarta Utara terendam air dalam kurun waktu 20 sampai 30 tahun lagi," katanya lagi.
Anggaran untuk pembuatan tanggul raksasa di pantai Utara Jakarta mencapai Rp50 triliun yang akan diambil dari APBD, APBN dan keterlibatan pihak swasta melalui sistem Publict Private Partnership.
Bersamaan dengan pengendalian banjir yang berasal dari laut ini, penataan pesisir yang lebih terintegrasi bisa dilaksanakan secara bertahap dengan pengembangan kota yang lain, seperti reklamasi dan pengembangan pelabuhan dengan sistem transportasi baru, sistem perlindungan banjir di pesisir, kemudian penyediaan air bersih sanitasi dan pembuangan.

CRITICAL REVIEW
Banjir merupakan suatu masalah yang tidak akan pernah habis dibahas untuk memperbaiki daerah Jakarta. Pembangunan sebuah dam raksasa dianggap dapat menjadi solusi bagi banjir yang seakan sudah menjadi bagian dari kehidupan di Ibukota. Jakarta memulai penataan daerah pesisir untuk menghindari efek penurunan permukaan tanah (landsubsidence) yang diperkirakan jika tidak segera ditanggulangi akan mengakibatkan Jakarta Utara akan tenggelam dalam 20 sampai 30 tahun lagi.
Penggunaan dana yang tidak sedikit lagi-lagi menjadi sorotan. Dikhawatirkan seperti mega proyek lainnya di Indonesia, pembangunan dam raksasa atau Jakarta Coastal Defence Strategy (JCDS) akan tersendat bahkan mungkin terbengkalai karena masalah dana. Perlu pengawasan ketat dari seluruh elemen masyarakat, pemerintah, dan lembaga-lembaga non-pemerintah agar pembangunannya dapat berjalan lancar dan sesuai dengan rencana awalnya sehingga tujuan dibangunnya dam tersebut dapat tercapai, yaitu untuk mencegah terjadinya banjir dan menanggulangi efek menurunnya permukaan tanah.
Opsi menggunakan tanggul sebagai tempat untuk menyimpan sementara semua air dari aliran sungai adalah pilihan yang tepat bagi penanggulangan banjir, namun jika pembangunan tanggul tidak disertai dengan perbaikan drainase, penanggulangan pendangkalan sungai, dan ketersediaan lahan terbuka hijau yang cukup, tidak akan menghindarkan Jakarta dari ancaman banjir. Perlu dilakukan perbaikan yang saling berkesinambungan antar aspek karena pengendalian banjir tidak hanya dikarenakan meningkatnya debit air sungai, tapi juga karena tersumbatnya aliran drainase yang mengakibatkan air tidak dapat mengalir dengan baik melalui saluran pembuangan.
Pembangunan Jakarta Coastal Defence Strategy (JCDS) juga harus memperhatikan aspek sosial ekonomi masyarakat sekitarnya. Pembangunan JCDS haruslah memberikan dampak lebih selain hanya menanggulangi banjir. Harus ada keuntungan lebih karena pada pembangunannya, dipastikan akan banyak lahan masyarakat yang terpakai. Pemberdayaan masyarakat sebagai bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan tanggul tersebut merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Selain untuk meningkatkan kesejahteraan, masyarakat juga harus diajarkan untuk memelihara dan menjaga semua fasilitas yang ada di tanggul tersebut.

www.vivanews.com. 2011. “Masterplan Dam Raksasa Mulai Disusun”. Di unduh hari Rabu, 5 Oktober 2011 pukul 21.14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar